FOMO marak terjadi pada generasi saat ini karena penggunaan media sosial yang semakin massif. Perkembangan sosial media seperti Instagram, TikTok, dan Youtube menyebabkan gen Z cepat dalam menerima informasi. Hal ini memunculkan perasaan takut apabila ketinggalan tren sehingga dicap sebagai “orang yang baru keluar dari goa” atau kurang update.
Influencer berperan besar dalam fenomena FOMO ini. Terutama mereka yang disebut dengan seleb TikTok dan selebgram. Penyampaian para seleb TikTok dan selebgram yang bersifat persuasif melalui konten maupun endorsement mampu menarik gen Z untuk selalu mengikuti tren.
Selain faktor-faktor di atas, tentunya terdapat faktor dari dalam diri manusia yaitu gaya hidup konsumtif. masyarakat Indonesia, terutama gen Z. Perilaku konsumtif merupakan gaya hidup yang senang menghabiskan uang tanpa mempertimbangkan skala prioritas mana yang benar-benar dibutuhkan atau hanya sekedar memenuhi keinginan atau ego, dengan dalih memberi makan inner child.
Apabila budaya FOMO ini terus dilakukan dapat menimbulkan dampak negatif. Secara mental dapat menimbulkan gangguan kecemasan (anxiety), sedangkan secara fisik gen Z kesulitan menabung karena sifat borosnya untuk mengikuti tren.
Bagaimana cara agar kita stop FOMO ? FOMO dapat berhenti atas kesadaran diri kita sendiri dan mengurangi penggunaan media sosial. STOP SCROLLING berlebihan dan tidak mengenal waktu. Meskipun terasa sulit di awal, harus tetap konsisten dan perlahan. Spend your time with people around you.
Oleh : Aulia Mufida, S.Pd
0 $type={blogger}:
Post a Comment